Makalah Ilmu Sosial Dasar
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan puji dan sykur kehadirat Allah SWT. Karena berkat inayah-Nyalah makalah Ilmu Budaya Dasay ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Ira windarti selaku Dosen Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadarma.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill)Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran dari para pembaca, demi kesempurnaan pembuatan makalah ini di hari yang akan datang. Saya ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak yang telah berjasa dalam penyusunan Makalah ini. Semoga Allah SWT. Membalas kebaikannya dengan balasan yang lebih banyak.
Terima kasih.
Saya panjatkan puji dan sykur kehadirat Allah SWT. Karena berkat inayah-Nyalah makalah Ilmu Budaya Dasay ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Ira windarti selaku Dosen Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadarma.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill)Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran dari para pembaca, demi kesempurnaan pembuatan makalah ini di hari yang akan datang. Saya ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak yang telah berjasa dalam penyusunan Makalah ini. Semoga Allah SWT. Membalas kebaikannya dengan balasan yang lebih banyak.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ……………………………………………………………..2
1.2. Tujuan ………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manusia……………….. ……………………………….. ………..2
2.2 Fungsi dan Peranan manusia………………………………………………………………..4
2.3 Jasmani…………………………………. ………………………… …………5
2.4 Rohani……………………………………………………………………………5
2.5 Hubungan jasmani dan Rohani…………………………………………………………….5
2.6 Hubungan Manusia Dengan Rohani dan Jasmaninya ……….. ……………….7
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ……………………………………………………………..2
1.2. Tujuan ………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manusia……………….. ……………………………….. ………..2
2.2 Fungsi dan Peranan manusia………………………………………………………………..4
2.3 Jasmani…………………………………. ………………………… …………5
2.4 Rohani……………………………………………………………………………5
2.5 Hubungan jasmani dan Rohani…………………………………………………………….5
2.6 Hubungan Manusia Dengan Rohani dan Jasmaninya ……….. ……………….7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Manusia Tidak bisa terlepas dari tiga bagian utamanya yaitu jasmani, rohani dan akal. Tuhan Menciptakan ketiga hal tersebut dengan suatu tujuan yaitu: jasmani, bagaimana kita bisa melakukan sesuatunya tanpa adanya tubuh maka sayangilah tubuh kita ini, agar sehat selalu. Akal, ini adalah perbedaan terbesar Manusia dengan makhluk lain, mha adil Tuhan memberikan kita semua akal budi untuk berpikir, menghasilkan budaya, hukum dll tapi di samping akal ada yang namanya rohani yang juga menjadi salah satu perbedaan juga antara manusia dengan makhluk lain, bayangkan bila manusia tidak mempunyai suatu agama sebagai kepercayaan mereka, memang sebagian ada orang yang tidak percaya terhadap Tuhan tapi bisa kita lihat bagaimana cara berperilaku orang-orang seperti itu.
Manusia adalah makhluk sosial yang berarti setiap manusia membutuhkan bantuan dari manusia lain untuk bertahan hidup, tetapi di samping makhluk sosial manusia juga makhluk individu yang mana manusia selalu melakukan tindakan-tindakan yang diinginkannya, manusia juga memiliki kelebihan tersendiri yang belum tentu manusia lain memilikinya, begitu juga sebaliknya.
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Manusia Tidak bisa terlepas dari tiga bagian utamanya yaitu jasmani, rohani dan akal. Tuhan Menciptakan ketiga hal tersebut dengan suatu tujuan yaitu: jasmani, bagaimana kita bisa melakukan sesuatunya tanpa adanya tubuh maka sayangilah tubuh kita ini, agar sehat selalu. Akal, ini adalah perbedaan terbesar Manusia dengan makhluk lain, mha adil Tuhan memberikan kita semua akal budi untuk berpikir, menghasilkan budaya, hukum dll tapi di samping akal ada yang namanya rohani yang juga menjadi salah satu perbedaan juga antara manusia dengan makhluk lain, bayangkan bila manusia tidak mempunyai suatu agama sebagai kepercayaan mereka, memang sebagian ada orang yang tidak percaya terhadap Tuhan tapi bisa kita lihat bagaimana cara berperilaku orang-orang seperti itu.
Manusia adalah makhluk sosial yang berarti setiap manusia membutuhkan bantuan dari manusia lain untuk bertahan hidup, tetapi di samping makhluk sosial manusia juga makhluk individu yang mana manusia selalu melakukan tindakan-tindakan yang diinginkannya, manusia juga memiliki kelebihan tersendiri yang belum tentu manusia lain memilikinya, begitu juga sebaliknya.
1.2. TUJUAN
• Mempelajari Pengertian,Jasmani dan Rohani pada Manusia
• Mempelajari Fungsi dan Peranan Manusia
• Mendalami hal-hal tersebut pada diri kita sendiri
• Memberikan motivasi untuk menjadi manusia yang lebih baik
• Mempelajari Pengertian,Jasmani dan Rohani pada Manusia
• Mempelajari Fungsi dan Peranan Manusia
• Mendalami hal-hal tersebut pada diri kita sendiri
• Memberikan motivasi untuk menjadi manusia yang lebih baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manusia
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas – kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan
3. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
2.2 Fungsi dan Peranan manusia
1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)
belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)
ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi juga ilmu Allah.
3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Kuasa memberi juga kuasa mengambil Betapa piciknya kalau kita hanya tertawa senang sewaktu diberi. Sebaliknya menangis duka dan penasaran Sewaktu Tuhan mengambil sesuatu dari kita. Yang terpenting adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi sepak terjang hidup kita dengan kebenaran Kejujuran dan keadilan?Cukuplah Yang lain tidak penting lagi.
Suka duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh nafsu iba diri Dan mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka manusia manusia adalah pemain sandiwaranya Yang berperan diatas panggung kehidupan Sutradara yang menentukan permainannya Dan ingatlah bukan perannya yang penting Melainkan cara manusia yang memainkan perannya itu.
Walaupun seseorang diberi peran sebagai seorang raja besar, Kalau tidak pandai dan baik permainannya ia akan tercela. Sebaliknya biarpun sang sutradara memberi peran kecil tak berarti Peran sebagai seorang pelayan atau rakyat jelata Kalau pemegang peran itu memainkannya dengan sangat baik Tentu ia akan sangat terpuji dimata Tuhan juga dimata manusia.
Apalah artinya seorang pembesar Yang dimuliakan rakyat Bila ia lalim rakus dan melakukan hal hal yang hina. Maka ia akan hanya direndahkan dimata manusia Dan juga dimata Tuhan. Sebaliknya betapa mengagumkan hati manusia Yang menyenangkan Tuhan Bila seorang biasa yang bodoh miskin Dan dianggap rendah namun mempunyai sepak terjang Dalam hidup ini penuh dengan kebajikan Yang melandaskan kelakuannya pada jalan kebenaran. Maka mereka itulah yang paling mulia dimata Tuhan.
“Wahai orang orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, diatasnya terdapat malaikat malaikat yang bengis dan sadis yang tidak mengabaikan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka melakukan apa yang diperintahkan”
Itulah firman Allah yang diberikan kepada manusia dalam menjalankan peranannya selama hidup di muka bumi.Peran terhadap diri sendiri dan keluarga.Bukan diawali dari peran untuk keluarga atau pun negara tapi justru peran itu ditujukan untuk diri sendiri sebelum berperan untuk orang lain.Peranan seseorang harus dibangun dari dalam diri sendiri secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,ketika sebuah pribadi telah menguasai peranannya untuk diri sendiri, barulah bisa berperan untuk orang lain,terutama keluarga.Ada sebuah kata kata dari seorang teman yang pernah berbagi dengan saya tentang masalah berderma. Dia berkata pada saya”kawan untuk kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain tentunya kita harus dalam kondisi lebih terlebih dahulu, tidak mungkin kita dalam kondisi kekurangan terus kita meberi untuk orng lain”.Jadi untuk bisa membangun sebuah keluarga, kelompok, negara dan mungkin yang lebih besar lagi maka haruslah menjadi kewajiban kita untuk bisa terlebih dahulu membangun diri kita.
2.3 Jasmani
kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batasfisologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) danatau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Secaraumum pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untukmenjalankan pekerjaan sehari hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakankelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
2.4 Rohani
membedakan yang salah dan yang benar, serta menganalisis sesuatu yang sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan,
formal maupun informal. Dsamping itu rohani juga di kenal dengan batin atau jiwa sehingga ini sangat di butuhkan dalam tubuh kita.
2.5 Hubungan Jasmani dan Rohani
Psikologi menyelidiki manusia sebagai pribadi yang merupakan kesatuan Psikosomatik –berkaitan dengan jiwa dan raga; KBBI, Ed. 4, h. 1109—
Keadaan orang yang jatuh pingsan mengingatkan kita kepada pentingnya hubungan antara jiwa dan raga atau antara jasmani dan rohani; muka pucat, badan dingin, badan tidak bergerak secara dinamis, pancaindra pasif, denyut jantung hamper tak terasa, dan lainnya. Semua itu adalah gejala-gejala yang dilihat oleh orang sekitar pada orang yang jatuh pingsan atau tidak sadarkan diri.
Tanda-tanda itu muncul karena jantung, otak, dan syaraf tidak bekerja dengan baik. Ketiga bagian tubuh itu adalah tiga unsur yang amat penting dalam hubungan jiwa dan raga. Itulah penjelasan singkat yang saya ambil dari pernyataan Drs. S. Soeitoe dalam buku Pshikologi Pendidikan, Depdiknas, 1973, h. 16-17.
Terlihat, pada umumnya keadaan jasmaniah dan rohaniah seseorang saling mempengaruhi. Saya katakan ‘pada umumnya’, karena ternyata tidak selalu demikian adanya. Ada juga orang yang kekar badannya, nampaknya sehat-walafiat, tetapi……berjalan dan tertawa sendirian. Jadi, tidak selalu jasmaniah sehat, rohaniah juga sehat pula. Namun, sebuah keajaiban dimana jika rohaniah sehat bisa dipastikan jasmaniah juga sehat.
Oleh karena itulah, perlunya setiap kita memberikan asupan ‘gizi’ yang baik, tidak hanya untuk jasmaniah kita, tapi juga rohaniah kita. Tak dapat dipungkiri, bahwa manusia terdiri dari dua unsur jasad dan ruh –walaupun sampai saat ini masih banyak para pemikir yang masih memperdebatkan prihal ruh, bagi seorang Muslim harus yakin bahwa ruh itu benar adanya dan ada pada setiap diri manusia, namun mengenai bagaimana, seperti apa, dan lainnya tentang ruh, pengetahuan kita tidak akan sampai, sebagai mana Allah katakan dalam Al-Qur’an—sama halnya dengan fauna yang terdiri atas jasad dan ruh. Bedanya, manusia dianugerahi oleh Tuhan berupa akal pikiran yang dengannyalah manusia ‘terkesan’ mulia.
Setiap manusia yang ‘berserah diri’ pasti tahu harus bagaimana agar jasmani dan rohaninya itu tetap sehat dalam artian tidak terjadi ‘benturan’ antara jasad dan ruh. Betapa, memfungsikan akal pikiran dengan panduan agama sangatlah penting –agama dapat diibaratkan seperti ‘peta’ yang memandu menuju kehidupan yang benar—karena dengan itu manusia menuju tahap kesempurnaannya sebagai Khalifah atau wakil Tuhan dibumi untuk memakmurkan bumi dan apa yang ada didalamnya tanpa melakukan kerusakaan di darat dan di laut.
Jadi, pada dasarnya agar terjalinnya ‘hubungan’ baik antara jasad dan ruh, kita diharuskan menggunakan ‘peta’ supaya akal pikiran kita bekerja dengan semestinya—tidak hanya akal semata dan nafsu!. Ingat!, ‘peta’ itu pada awalnya satu, dan memang hanya satu yang benar. Cobalah untuk mengecek kebenaran ‘peta’ yang sekarang Anda pakai sebagai panduan. Jangan ngasal ngikut. Wa Allah A’lam
2.6 Hubungan Manusia Dengan Rohani dan Jasmaninya
Akal adalah suatau oeralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah satu dan yang benar serta menganalisi sesuatu yang kemampuannya tergantung pengalaman dan tingkat pendidikan pemiliknya. Akal berfungsi untuk mengigat, menyimpulkan, menganalisa, menilai apakah sesuai benar atau alah.
Jasmani adalah berhubungan dengan kesehatan dan rekreai fisik, yang memberi kesanggupan untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembeda fiik yang layak.
Rohani adalah sesuatu hal yang berasa diatas moral. Rohani dikaitkan dengan hati, kalbu, jiwa, mental, fikiran dan sebagainya yang mewujudkan sebagai suatu unsur peribadi manusia yang paling unik yang tidak dapat dilihat oleh pancaindera. Tetapi gejala dalam kerjanya dapat dirasakan misalnya: menangkap dan menyimpan pengertian, mengingat, berfikir, berkemahuan, rindu, sedih, gembira dan sebagainya. Jika seseorang sehat rohaninya ia akan memiliki kemampuan beramal yang tinggi, gairah bekerja dan bersemangat untuk maju dalam kebaikan. Sebaliknya orang yang mengidap penyakit rohani akan memperlihatkan kemundurannya dalam kemampuan bekerja, hilang gairah dan semangatnya untuk maju. Yang menonjol hanyalah kelemahan dan kemalasan.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manusia
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas – kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan
3. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
2.2 Fungsi dan Peranan manusia
1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)
belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)
ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi juga ilmu Allah.
3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Kuasa memberi juga kuasa mengambil Betapa piciknya kalau kita hanya tertawa senang sewaktu diberi. Sebaliknya menangis duka dan penasaran Sewaktu Tuhan mengambil sesuatu dari kita. Yang terpenting adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi sepak terjang hidup kita dengan kebenaran Kejujuran dan keadilan?Cukuplah Yang lain tidak penting lagi.
Suka duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh nafsu iba diri Dan mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka manusia manusia adalah pemain sandiwaranya Yang berperan diatas panggung kehidupan Sutradara yang menentukan permainannya Dan ingatlah bukan perannya yang penting Melainkan cara manusia yang memainkan perannya itu.
Walaupun seseorang diberi peran sebagai seorang raja besar, Kalau tidak pandai dan baik permainannya ia akan tercela. Sebaliknya biarpun sang sutradara memberi peran kecil tak berarti Peran sebagai seorang pelayan atau rakyat jelata Kalau pemegang peran itu memainkannya dengan sangat baik Tentu ia akan sangat terpuji dimata Tuhan juga dimata manusia.
Apalah artinya seorang pembesar Yang dimuliakan rakyat Bila ia lalim rakus dan melakukan hal hal yang hina. Maka ia akan hanya direndahkan dimata manusia Dan juga dimata Tuhan. Sebaliknya betapa mengagumkan hati manusia Yang menyenangkan Tuhan Bila seorang biasa yang bodoh miskin Dan dianggap rendah namun mempunyai sepak terjang Dalam hidup ini penuh dengan kebajikan Yang melandaskan kelakuannya pada jalan kebenaran. Maka mereka itulah yang paling mulia dimata Tuhan.
“Wahai orang orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, diatasnya terdapat malaikat malaikat yang bengis dan sadis yang tidak mengabaikan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka melakukan apa yang diperintahkan”
Itulah firman Allah yang diberikan kepada manusia dalam menjalankan peranannya selama hidup di muka bumi.Peran terhadap diri sendiri dan keluarga.Bukan diawali dari peran untuk keluarga atau pun negara tapi justru peran itu ditujukan untuk diri sendiri sebelum berperan untuk orang lain.Peranan seseorang harus dibangun dari dalam diri sendiri secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,ketika sebuah pribadi telah menguasai peranannya untuk diri sendiri, barulah bisa berperan untuk orang lain,terutama keluarga.Ada sebuah kata kata dari seorang teman yang pernah berbagi dengan saya tentang masalah berderma. Dia berkata pada saya”kawan untuk kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain tentunya kita harus dalam kondisi lebih terlebih dahulu, tidak mungkin kita dalam kondisi kekurangan terus kita meberi untuk orng lain”.Jadi untuk bisa membangun sebuah keluarga, kelompok, negara dan mungkin yang lebih besar lagi maka haruslah menjadi kewajiban kita untuk bisa terlebih dahulu membangun diri kita.
2.3 Jasmani
kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batasfisologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) danatau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Secaraumum pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untukmenjalankan pekerjaan sehari hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakankelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
2.4 Rohani
membedakan yang salah dan yang benar, serta menganalisis sesuatu yang sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan,
formal maupun informal. Dsamping itu rohani juga di kenal dengan batin atau jiwa sehingga ini sangat di butuhkan dalam tubuh kita.
2.5 Hubungan Jasmani dan Rohani
Psikologi menyelidiki manusia sebagai pribadi yang merupakan kesatuan Psikosomatik –berkaitan dengan jiwa dan raga; KBBI, Ed. 4, h. 1109—
Keadaan orang yang jatuh pingsan mengingatkan kita kepada pentingnya hubungan antara jiwa dan raga atau antara jasmani dan rohani; muka pucat, badan dingin, badan tidak bergerak secara dinamis, pancaindra pasif, denyut jantung hamper tak terasa, dan lainnya. Semua itu adalah gejala-gejala yang dilihat oleh orang sekitar pada orang yang jatuh pingsan atau tidak sadarkan diri.
Tanda-tanda itu muncul karena jantung, otak, dan syaraf tidak bekerja dengan baik. Ketiga bagian tubuh itu adalah tiga unsur yang amat penting dalam hubungan jiwa dan raga. Itulah penjelasan singkat yang saya ambil dari pernyataan Drs. S. Soeitoe dalam buku Pshikologi Pendidikan, Depdiknas, 1973, h. 16-17.
Terlihat, pada umumnya keadaan jasmaniah dan rohaniah seseorang saling mempengaruhi. Saya katakan ‘pada umumnya’, karena ternyata tidak selalu demikian adanya. Ada juga orang yang kekar badannya, nampaknya sehat-walafiat, tetapi……berjalan dan tertawa sendirian. Jadi, tidak selalu jasmaniah sehat, rohaniah juga sehat pula. Namun, sebuah keajaiban dimana jika rohaniah sehat bisa dipastikan jasmaniah juga sehat.
Oleh karena itulah, perlunya setiap kita memberikan asupan ‘gizi’ yang baik, tidak hanya untuk jasmaniah kita, tapi juga rohaniah kita. Tak dapat dipungkiri, bahwa manusia terdiri dari dua unsur jasad dan ruh –walaupun sampai saat ini masih banyak para pemikir yang masih memperdebatkan prihal ruh, bagi seorang Muslim harus yakin bahwa ruh itu benar adanya dan ada pada setiap diri manusia, namun mengenai bagaimana, seperti apa, dan lainnya tentang ruh, pengetahuan kita tidak akan sampai, sebagai mana Allah katakan dalam Al-Qur’an—sama halnya dengan fauna yang terdiri atas jasad dan ruh. Bedanya, manusia dianugerahi oleh Tuhan berupa akal pikiran yang dengannyalah manusia ‘terkesan’ mulia.
Setiap manusia yang ‘berserah diri’ pasti tahu harus bagaimana agar jasmani dan rohaninya itu tetap sehat dalam artian tidak terjadi ‘benturan’ antara jasad dan ruh. Betapa, memfungsikan akal pikiran dengan panduan agama sangatlah penting –agama dapat diibaratkan seperti ‘peta’ yang memandu menuju kehidupan yang benar—karena dengan itu manusia menuju tahap kesempurnaannya sebagai Khalifah atau wakil Tuhan dibumi untuk memakmurkan bumi dan apa yang ada didalamnya tanpa melakukan kerusakaan di darat dan di laut.
Jadi, pada dasarnya agar terjalinnya ‘hubungan’ baik antara jasad dan ruh, kita diharuskan menggunakan ‘peta’ supaya akal pikiran kita bekerja dengan semestinya—tidak hanya akal semata dan nafsu!. Ingat!, ‘peta’ itu pada awalnya satu, dan memang hanya satu yang benar. Cobalah untuk mengecek kebenaran ‘peta’ yang sekarang Anda pakai sebagai panduan. Jangan ngasal ngikut. Wa Allah A’lam
2.6 Hubungan Manusia Dengan Rohani dan Jasmaninya
Akal adalah suatau oeralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah satu dan yang benar serta menganalisi sesuatu yang kemampuannya tergantung pengalaman dan tingkat pendidikan pemiliknya. Akal berfungsi untuk mengigat, menyimpulkan, menganalisa, menilai apakah sesuai benar atau alah.
Jasmani adalah berhubungan dengan kesehatan dan rekreai fisik, yang memberi kesanggupan untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembeda fiik yang layak.
Rohani adalah sesuatu hal yang berasa diatas moral. Rohani dikaitkan dengan hati, kalbu, jiwa, mental, fikiran dan sebagainya yang mewujudkan sebagai suatu unsur peribadi manusia yang paling unik yang tidak dapat dilihat oleh pancaindera. Tetapi gejala dalam kerjanya dapat dirasakan misalnya: menangkap dan menyimpan pengertian, mengingat, berfikir, berkemahuan, rindu, sedih, gembira dan sebagainya. Jika seseorang sehat rohaninya ia akan memiliki kemampuan beramal yang tinggi, gairah bekerja dan bersemangat untuk maju dalam kebaikan. Sebaliknya orang yang mengidap penyakit rohani akan memperlihatkan kemundurannya dalam kemampuan bekerja, hilang gairah dan semangatnya untuk maju. Yang menonjol hanyalah kelemahan dan kemalasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, pada dasarnya agar terjalinnya ‘hubungan’ baik antara jasad dan ruh, kita diharuskan menggunakan ‘peta’ supaya akal pikiran kita bekerja dengan semestinyatidak hanya akal semata dan nafsu!. Ingat!, ‘peta’ itu pada awalnya satu, dan memang hanya satu yang benar.
Allah s.w.t menciptakan kehidupan dunia ini adalah sebagai ujian bagi manusia untuk menentukan siapa yang paling baik amalnya dan siapa yang bisa menjaga ketiga potensi yang diamanatkan Allah s.w.t berupa hati, akal dan jasad. Bagi orang-orang yang bisa menjaga amanat yang Allah s.w.t berikan, maka ia akan menjadi mulia di sisi Allah s.w.t. Tiga potensi yang dianugerahkan Allah s.w.t tersebut hendaknya kita aktualisasikan dalam kehidupan kita di dunia ini sebagai wujud syukur kita kepada Allah s.w.t.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, pada dasarnya agar terjalinnya ‘hubungan’ baik antara jasad dan ruh, kita diharuskan menggunakan ‘peta’ supaya akal pikiran kita bekerja dengan semestinyatidak hanya akal semata dan nafsu!. Ingat!, ‘peta’ itu pada awalnya satu, dan memang hanya satu yang benar.
Allah s.w.t menciptakan kehidupan dunia ini adalah sebagai ujian bagi manusia untuk menentukan siapa yang paling baik amalnya dan siapa yang bisa menjaga ketiga potensi yang diamanatkan Allah s.w.t berupa hati, akal dan jasad. Bagi orang-orang yang bisa menjaga amanat yang Allah s.w.t berikan, maka ia akan menjadi mulia di sisi Allah s.w.t. Tiga potensi yang dianugerahkan Allah s.w.t tersebut hendaknya kita aktualisasikan dalam kehidupan kita di dunia ini sebagai wujud syukur kita kepada Allah s.w.t.
BAB IV
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar