1. Ucapan dan Ejaan
·
Ucapan
Bahasa Indonesia bagi sebagian besar
penuturnya adalah bahasa kedua.
Para penutur yang berbahasa
Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh
oleh bahasa daerah yang telah mereka
kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat
berkenaan dengan semua aspek
ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat jelas ialah
dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam
ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi
ciri yang membedakan ucapan penutur
bahasa Indonesia dari daerah satu dengan
daerah yang lain. Sering dengan
mudah kita dapat menentukan daerah asal
seorang penutur berdasarkan ucapan
bahasa Indonesianya.
·
Ejaan
1. Pengantar
Ejaan penting sekali artinya
dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa
Indonesia produktif tulis. Dalam
tulis-menulis orang tidak hanya dituntut untuk
dapat menyusun kalimat dengan baik,
memilih kata yang tepat, melainkan juga
mengeja kata-kata dan kalimat
tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam
surat-surat pribadi dan kalimat
catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak
mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam
makalah, dan dalam surat-surat perjanjian,
kaidah ejaan harus betul-betul
ditaati.
Sebelum, EYD diumumkan, dalam tulis
menulis dipergunakan Ejaan
Soewandi atau ejaan Republik. Ejaan
tersebut diumumkan berlakunya terhitung
mulai 19 maret 1947. sebelum ejaan
Soewandi berlaku Ejaan Van Ophuysen yang
ketentuannya dimuat dalam Kitab
Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan
Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur dan
Muhammad Taib Soetan Ibrahim.
Ejaan ini dinyatakan mulai
berlaku sejak tahun 1901, sebelum ejaan Van
Ophuysen berlaku dalam tulis
menulis dalam bahasa Melayu, digunakan huruf 2
Jawi atau Arab Melayu dan juga
dengan huruf Latin dengan ejaan yang tidak
teratur.
·
Fungsi dan tanda baca
1. Tanda
titik (.)
Fungsi dan
pemakaian tanda titik:
- Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan,
- Diletakan pada akhir sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
- Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
Contoh :
- Menggunakan tanda baca dengan benar agar tidak terjadi kesalah pahaman.
- Dr. Adit senang mengobati orang sakit.
- Kutipan menarik itu diambil dari hlm 5 dan 8.
2.
Tanda Koma (,)
Fungsi dan
pemakaian tanda koma antara lain:
- Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,
- Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat,
- Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.
Contoh :
- Studio tersebut tersedia berupa gitar, drum dan bass.
- Apabila keliru memilih bidang spesialisasi, usaha tidak dapat melaju.
- “Jangan buang sampah sembarangan,” kata Rudi.
3. Tanda
Seru (!)
Fungsi dan
pemakaian tanda seru :
- Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh :
- Jangan letakan benda itu di depan saya !
4. Tanda
Titik Koma (;)
Fungsi dan
pemakaian titik koma adalah:
- Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara
- Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :
- Hari makin sore; kami belum selesai juga.
- Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola.
5.
Tanda Titik Dua (:)
Tanda
Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut
- Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
- Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
- Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
Contoh :
- Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akuntansi, Managemen, dan Ilmu Ekonomi.
- Project By: Alland Project
2.
Kata
dan Pilihan Kata
·
Pengertian kata
Dikehidupan sehari-hari kita selalu
berbicara, disetiap pembicaraan kita pasti kita mengeluarkan kata-kata. nah apasih
arti dari 'KATA' itu?
Pengertian kata atau definisi kata secara sederhana adalah sekumpulan huruf yang mempunyai arti. Namun kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa. Pengertian kata juga sebanding dengan pengertian ujar atau bicara.
Pengertian kata atau definisi kata secara sederhana adalah sekumpulan huruf yang mempunyai arti. Namun kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa. Pengertian kata juga sebanding dengan pengertian ujar atau bicara.
Kata adalah sederetan huruf yang
diapit dua spasi dan mempunyai arti. Menurut Bloomfield (dalam Chaer,
1994:163), “kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form).” Contoh
kata, kumbang, hinggap, dan bunga.
Jika ditinjau dari segi bahasa,
pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan
dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang
bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat berdiri
sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya gelas, handuk, gembira) atau
gabungan morfem (misalnya pendatang, pembuat, mahakuasa)
sumber : http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-kata.html
·
Jenis – jenis kata
1. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atautindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat.Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri kata kerja:
1. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah
Contoh: akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang
2. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS
Contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat.
Macam-macam kata kerja (verba):
a. Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang, tidur
b. Verba turunan, terdiri atas:
1. Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah.
c. Verba berproses gabung:
Contoh: bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
d. Verba majemuk :
Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
e. Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh : - Saya menulis surat.
S P O
- Adik membeli balon.
S P O
f. Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh : - Mereka duduk di taman.
S P K
- Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.
S P K
- Adik sedang mandi.
S P
2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
1. Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling
Contoh: lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
2. Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
3. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya.
Macam-macam adjektiva:
a. Ajektiva dasar, seperti adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun, bengkak.
b. Adjektiva turunan terdiri atas:
1. adjektiva berafiks
contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian, keinggris-inggrisan.
2. adjektiva bereduplikasi
contoh: muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
3. adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
contoh: abadi, duniawi, insani, ilmiah, rohaniah, surgawi.
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atautindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat.Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri kata kerja:
1. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah
Contoh: akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang
2. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS
Contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat.
Macam-macam kata kerja (verba):
a. Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang, tidur
b. Verba turunan, terdiri atas:
1. Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah.
c. Verba berproses gabung:
Contoh: bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
d. Verba majemuk :
Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
e. Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh : - Saya menulis surat.
S P O
- Adik membeli balon.
S P O
f. Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh : - Mereka duduk di taman.
S P K
- Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.
S P K
- Adik sedang mandi.
S P
2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
1. Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling
Contoh: lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
2. Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
3. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya.
Macam-macam adjektiva:
a. Ajektiva dasar, seperti adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun, bengkak.
b. Adjektiva turunan terdiri atas:
1. adjektiva berafiks
contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian, keinggris-inggrisan.
2. adjektiva bereduplikasi
contoh: muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
3. adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
contoh: abadi, duniawi, insani, ilmiah, rohaniah, surgawi.
- Adjektiva deverbalisasi, misalnya: melengking, terkejut, menggembirakan, meluap.
- Adjektiva denominalisasi, misalnya: berapi-api, berbudi, budiman, kesatria, berbusa.
- Adjektiva de-adverbialisasi, misalnya : bersungguh-sungguh, berkurang, bertambah.
- Adjektiva denumeralia, misalnya: manunggal, mendua, menyeluruh.
- Adjektiva de-interjeksi, misalnya: aduhai, sip, asoy.
- Adjektiva majemuk, misalnya: panjang tangan, buta huruf, lupa daratan, tinggi hati.
- Adjektiva eksesif (berlebih-lebihan), misalnya :alangkah gagahnya, bukan main kuatnya, Maha kuasa.3. Kata Keterangan (Adverbia)
- Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan
- pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.
3. Kata Keterangan (Adverbia)
Macam-macam adverbia:
- Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling,
pernah, pula, saja, saling.
b. Adverbia turunan terbagi atas:
1. Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,paling-paling.
2. Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
3. Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya,
sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
4. Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
a. Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda:
1. Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan.
2. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang yang baik.
Macam-macam nomina:
b. Adverbia turunan terbagi atas:
1. Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,paling-paling.
2. Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
3. Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya,
sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
4. Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
a. Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda:
1. Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan.
2. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang yang baik.
Macam-macam nomina:
- Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah, kerbau, ayam.
- Nomina tak bernyawa, misalnya: nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa.
- Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah, orang, buku.
- Nomina tak terbilang, misalnya: udara, kebersihan, kemanusiaan.
- Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan, buah-buahan, kelompok.
- Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam, batang, kilogram, inci.
- Nomina dari proses nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara, pemotong, anjuran, simpulan, pengumuman, pemberontakan.
- Nominalisasi dengan si dan sang, misalnya: si kecil, si manis, sang kancil, sang dewi.
- Nominalisasi dengan yang, misalnya: yang lari, yang berbaju, yang cantik.
b. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacupada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda ataunomina.
Macam-macam pronomina:
Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1) pronominal persona, (2) pronomina penunjuk (3) pronomina penanya.
1. Pronomina Persona
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacupada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda ataunomina.
Macam-macam pronomina:
Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1) pronominal persona, (2) pronomina penunjuk (3) pronomina penanya.
1. Pronomina Persona
- Pronomina reduplikasi, misalnya: kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau.
- Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu.
- Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya:
- Pronomina persona I (kata ganti orang I) : saya, aku (tunggal),
- dan kami, kita (jamak)
- Pronomina persona II (kata ganti orang II) : kamu, engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda sekalian (jamak)
- Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia, beliau (tunggal), dan mereka (jamak)
- Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, misalnya : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, anu, dan masing-masing sendiri.
2. Pronomina Penunjuk
Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.
Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.
- Pronomina penunjuk umum: ini, itu, dan anu.
- Pronomina penunjuk tempat: sini, situ, atau sana.
- Pronomina penunjuk ihwal: begini dan begitu.
Pronomina Penanya :
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.Contoh: siapa, apa, mana, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.
c. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Numeralia utama (kardinal), terdiri atas:
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.Contoh: siapa, apa, mana, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.
c. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Numeralia utama (kardinal), terdiri atas:
- Bilangan penuh, misalnya: satu, dua, tiga, puluh, ribu, juta.
- Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga, duapertiga, lima perenam.
- Bilangan gugus, misalnya: selikur (21), lusin, gros, kodi, atau ton.
- Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang menunjukkan urutan atau struktur
Misalnya: pertama, kesatu,
kedua, keempat, ketiga belas.
Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya : ketiga (ke + Num),
ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)
5. Kelompok Kata Tugas
Kata tugas terdiri atas:
a. Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata yang mendampingi kata benda atau yang
membatasi makna jumlah orang atau benda.
Macam-macam artikel:
a). Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang suami, sang juara.
b). Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya: para petani, para guru, para ilmuwan.
c). Artikula/artikel bermakna netral, misalnya: si hitam manis, si dia, si terhukum.
d).Artikula/artikel bermakna khusus, misalnya: Sri Baginda, Sri Ratu, Sri Paus (gelar
kehormatan), Hang Tuah, dan Dang Halimah (panggilan pria dan wanita dalam sastra
lama)
b. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan(frasa preposisional).
Macam-macam preposisi:
a). Preposisi dasar, misalnya: di , ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang, pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.
b). Preposisi turunan, terdiri atas:
(a). gabungan preposisi dan preposisi, misalnya : di depan, ke belakang, dari muka.
(b). gabungan preposisi + preposisi + non-preposisi, misalnya : di atas rumah, dari
tengah-tengah kerumunan.
(c). gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata, misalnya dari rumah ke
jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi hingga petang.
(d). Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup, misalnya sekeliling, sekitar, sepanjang,
seputar.
c. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:
Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya : ketiga (ke + Num),
ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)
5. Kelompok Kata Tugas
Kata tugas terdiri atas:
a. Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata yang mendampingi kata benda atau yang
membatasi makna jumlah orang atau benda.
Macam-macam artikel:
a). Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang suami, sang juara.
b). Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya: para petani, para guru, para ilmuwan.
c). Artikula/artikel bermakna netral, misalnya: si hitam manis, si dia, si terhukum.
d).Artikula/artikel bermakna khusus, misalnya: Sri Baginda, Sri Ratu, Sri Paus (gelar
kehormatan), Hang Tuah, dan Dang Halimah (panggilan pria dan wanita dalam sastra
lama)
b. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan(frasa preposisional).
Macam-macam preposisi:
a). Preposisi dasar, misalnya: di , ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang, pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.
b). Preposisi turunan, terdiri atas:
(a). gabungan preposisi dan preposisi, misalnya : di depan, ke belakang, dari muka.
(b). gabungan preposisi + preposisi + non-preposisi, misalnya : di atas rumah, dari
tengah-tengah kerumunan.
(c). gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata, misalnya dari rumah ke
jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi hingga petang.
(d). Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup, misalnya sekeliling, sekitar, sepanjang,
seputar.
c. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:
- Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi pula.
- Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas, kemudian, setelah itu.
- Konjungsi pilihan, misalnya: atau
- Konjungsi perlawanan, misalnya: tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal.
- Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: ketika, sejak, saat, dan lain-lain
- Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya dan lain-lain
- Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau, dan lain-lain
- Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya.
- Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
- Konjungsi perluasan, misalnya: yang
- Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
- Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan malahan
- Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.