• Pengertian Bahasa
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas didalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan fikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolungistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang – lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena seiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok’. Telah disebutkan diatas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa diantara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Referensi : m.kompasiana.com/post/read/620832/2/pengertian-bahasa.html
• Fungsi Bahasa
Bahasa sebagai sarana komunikasi. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat. Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam, misalnya: komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis. Komunikasi kerja, dan komunikasi sosial dan komunikasi budaya.
Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan. Misalnya : integrasi kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan bernegara.
Bahasa sebagai sarana kontrol sosial. Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing – masing mengganti ucapan, perilaku, dan simbol – simbol lain yang menunjukkan arah komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk: aturan, anggaran dasar, undang – undang dan lain – lain.
Bahasa sebagai sarana memahami diri. Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapt menyebutkan potensi dirinya terlebih dahulu. ia harus dapat menyebutkan potensi dirinya, kelemahan dirinya, bakat, kecerdasan, kemampuan intelektualnya, kemauannya, tempramennya, dan sebagainya. Pemehaman ini mencangkup kemampuan fisik, emosi, intelegensi, kecerdasan, kemampuan fisik, psikis, karakternya, psikososial, dll. Dari pemahaman yang cermat atas dirinya, seseorang akan mampu membangun karakternya dan mengorbitkannya ke arah pengembangan potensi dan kemampuannya menciptakan suatu kreativitas baru.
Bahasa sebagai sarana ekspresi diri. Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Ekspresi sederhana, misalnya : untuk menyatakan cinta (saya akan senantiasa setia, bangga dan prihatin kepadamu), lapar ( sudah saatnya kita makan siang).
Referensi : Onlinesyariah.com; wikipedia.com; kajianteori.com; eprints.uny.ac.id; id.shvoong.com
• Apa pendapatmu tentang:”Apakah bahasa dapat mempengaruhi perilaku manusia?”
Iya.. tentu saja bahasa dapat mempengaruhi perilaku manusia. Mengapa demikian? Karena fungsi dan peranan bahasa sendiri dalam kehidupan sehari – hari adalah sebagai alat komunikasi, alat kontrol sosial, alat adaptasi sosial, dan alat interpretasi diri serta ekspresi diri. Manusia yang selalu berbahasa baik dan benar akan terlihat dari perilakunya sehari – hari yang juga sopan, santun serta mengerti dimana harus menggunakan bahasa secara efektif. Sedamgkan manusia yang sudah terbentuk dengan terbiasa untuk berbahasa buruk, kasar akan menunjukkan bahwa perilakunya yang lebih brutal dan suka seenaknya tanpa menghargai orang – orang disekitarnya.
Oleh karena itu, sangat disarankan agar sebaiknya kita dapat mempergunakan bahasa yang baik dan benar untuk menunjukkan sisi positif dari diri kita sendiri kepada orang lain. Hal ini tentu saja menguntungkan kedua belah pihak. Kita akan dihormati dan orang lain akan merasa senang karena dihargai.
Ragam dan Laras Bahasa
• Pengertian ragam dan laras
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda – beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicaraan, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi) yang biasa digunakan dikalangan terdidik, didalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang – undangan), didalam suasana resmi, atau didalam surat menyurat resmi(seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut Felicia (2001:8) Ragam bahasa dibagi berdasarkan media pengantarnya, yang terdiri atas:
a. Ragam Lisan
b. Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulispun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku – buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dpat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragm lisan yang nonstandar misalnya dalam percakapan antar teman, dipasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastralaras puisi, laras novel, dan sebagainya.
Referensi : mahkotaparis.blogspot.com
• Contoh Ragam dan Laras dilingkungan sekitar
Dalam kehidupan sehari – hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda – beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dekenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata / peristilahan / ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya mesjid, gereja, vihara adalah kata – kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran; improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara. Duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olahraga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang – undang berbeda dengankalimat –kalimat dalam sastra, kalimat –kalimat dalam karya ilmiah, kalimat – kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat yang digunakan dalam undang – undang.
LARAS BAHASA
Pada saat digunakansebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahsa dan pemakaiannnya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra. Jadi, laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada suatu konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas diantara mereka. Definisi ini dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara paraahli linguistik.